Daftar Surat
سورة المؤمنون
Qs. AL-Mu'minuun [Orang-Orang Yg Beriman]
Surat Ke 23 : [118 Ayat]
Type Surat [Madaniyyah ]
بِسْمِ الَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
(1). Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
Tafsir » 001. (Sesungguhnya) lafal Qad di sini menunjukkan makna Tahqiq, artinya sungguh telah pasti (beruntunglah) berbahagialah (orang-orang yang beriman).

الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
(2). (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya,
Tafsir » 002. (Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam salatnya) dengan merendahkan diri penuh perasaan kepada Allah.

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
(3). dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
Tafsir » 003. (Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari hal yang tiada berguna) berupa perkataan dan hal-hal lainnya.

وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ
(4). dan orang-orang yang menunaikan zakat,
Tafsir » 004. (Dan orang-orang yang terhadap zakat mereka menunaikannya) membayarnya.

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ
(5). dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
Tafsir » 005. (Dan orang-orang yang terhadap kemaluannya mereka selalu memeliharanya) dari yang diharamkan.

إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ
(6). kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
Tafsir » 006. (Kecuali terhadap istri-istri mereka) (atau terhadap budak yang mereka miliki) yakni hamba sahaya wanita yang mereka tawan dari peperangan (maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela) bila mereka mendatanginya.

فَمَنِ ابْتَغَىٰ وَرَاءَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْعَادُونَ
(7). Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Tafsir » 007. (Barang siapa menginginkan yang selain itu) selain istri-istri sendiri dan sahaya wanita tawanan mereka untuk pelampiasan hajat biologisnya, seumpamanya melakukan masturbasi (maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas) yakni melampaui batas halal dan melakukan hal-hal yang diharamkan bagi mereka.

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
(8). Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,
Tafsir » 008. (Dan orang-orang yang terhadap amanat yang dipercayakan kepada mereka) dapat dibaca secara jamak dan mufrad, yakni Amaanaatihim dan Amaanatihim (dan janji mereka) yang mereka adakan di antara sesama mereka atau antara mereka dengan Allah, seperti salat dan lain-lainnya (mereka memeliharanya) benar-benar menjaganya.

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
(9). dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
Tafsir » 009. (Dan orang-orang yang terhadap salat mereka) dapat dibaca dalam bentuk jamak dan mufrad, yakni Shalawaatihim dan shalaatihim (mereka memeliharanya) mereka mengerjakannya tepat pada waktu-waktunya.

أُولَٰئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ
(10). Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
Tafsir » 010. (Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi) bukan selain mereka.

الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
(11). (ya`ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
Tafsir » 011. (Yakni yang akan mewarisi surga Firdaus) yaitu surga yang tempatnya paling tinggi. (Mereka kekal di dalamnya) di dalam ayat-ayat yang telah lalu terkandung isyarat yang menunjukkan tempat kembali di akhirat. Hal ini sangat relevan bila disebutkan hal-hal yang menyangkut masalah permulaan atau asal kejadian, sesudah pembahasan tadi.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
(12). Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Tafsir » 012. (Dan) Allah telah berfirman, (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) yakni Adam (dari suatu sari pati) lafal Sulaalatin berasal dari perkataan Salaltusy Syai-a Minasy Syai-i, artinya aku telah memeras sesuatu daripadanya, yang dimaksud adalah inti sari dari sesuatu itu (berasal dari tanah) lafal Min Thiinin berta'alluq kepada lafal Sulaalatin.

ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
(13). Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Tafsir » 013. (Kemudian Kami jadikan ia) manusia atau keturunan Adam (dari nuthfah) yakni air mani (yang berada dalam tempat yang kokoh) yaitu rahim.

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚفَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
(14). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Tafsir » 014. (Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah) darah kental (lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging) daging yang besarnya sekepal tangan (dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging) menurut qiraat yang lain lafal 'Izhaaman dalam dua tempat tadi dibaca 'Azhman, yakni dalam bentuk tunggal. Dan lafal Khalaqnaa yang artinya menciptakan, pada tiga tempat tadi bermakna Shayyarnaa, artinya Kami jadikan (kemudian Kami jadikan dia sebagai makhluk yang lain) yaitu dengan ditiupkan roh ke dalam tubuhnya. (Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik) sebaik-baik Yang Menciptakan. Sedangkan Mumayyiz dari lafal Ahsan tidak disebutkan, karena sudah dapat diketahui dengan sendirinya, yaitu lafal Khalqan.

ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ
(15). Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
Tafsir » 015. (Kemudian, sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati).

ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ
(16). Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
Tafsir » 016. (Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan di hari kiamat) untuk menjalani hisab dan pembalasan.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَائِقَ وَمَا كُنَّا عَنِ الْخَلْقِ غَافِلِينَ
(17). Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit). dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).
Tafsir » 017. (Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kalian tujuh buah jalan) yakni tujuh langit; lafal Tharaaiq ini adalah bentuk jamak dari lafal Thariiqah, dikatakan demikian karena ia adalah jalan-jalan bagi para Malaikat (dan tidaklah Kami terhadap makhluk) yang berada di bawah tujuh langit itu (melupakannya) dengan membiarkan langit itu runtuh menimpa mereka, sehingga mereka binasa semuanya, akan tetapi Kami menahannya supaya jangan runtuh; sebagaimana yang telah disebutkan dalam firman-Nya yang lain, yaitu, "Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi." (Q.S. Al-Hajj, 65).

وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ ۖوَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ
(18). Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.
Tafsir » 018. (Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran) berdasarkan kecukupan mereka (lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya) jika demikian mereka pasti akan mati bersama dengan hewan ternak mereka karena kehausan.

فَأَنْشَأْنَا لَكُمْ بِهِ جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ لَكُمْ فِيهَا فَوَاكِهُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ
(19). Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan,
Tafsir » 019. (Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kalian kebun-kebun kurma dan anggur) kedua jenis buah-buahan ini kebanyakan terdapat di negeri Arab (di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kalian makan) di waktu musim panas dan musim dingin.

وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِنْ طُورِ سَيْنَاءَ تَنْبُتُ بِالدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِلْآكِلِينَ
(20). dan pohon kayu ke luar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan.
Tafsir » 020. (Dan) Kami tumbuhkan pula (pohon kayu yang asal tumbuhnya dari Thursina) dapat dibaca Sina dan Saina dengan tidak menerima Tanwin karena menjadi 'Alamiyah, artinya nama sebuah bukit. Jika tidak menerima tanwin karena Illat Ta'nits, maka berarti nama suatu lembah (yang menghasilkan) dapat dibaca Tunbitu dan Tanbutu (minyak) bila menurut bacaan Tunbitu maka huruf Ba dianggap huruf Zaidah, bila menurut bacaan yang kedua yaitu Tanbutu maka huruf Ba dianggap sebagai huruf Ta'diyah yang menggandengkan Fi'il dengan Maf'ul; pohon yang dimaksud adalah pohon Zaitun (dan sebagai penyedap bagi orang-orang yang makan) lafal ini di'athafkan kepada lafal Bid Duhni, sehingga dibaca Wa Shibghin Lil Aakiliina. Artinya, sebagai penyedap suapan yang dicelupkan kepadanya kemudian dimakan, yang dimaksud adalah minyak Zaitun tersebut.

وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۖنُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ
(21). Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian darinya kamu makan,
Tafsir » 021. (Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak bagi kalian) yakni unta, sapi dan kambing (benar-benar terdapat pelajaran yang penting) bahan pelajaran yang kalian dapat mengambil manfaat besar daripadanya (Kami memberi minum kalian) dapat dibaca Nasqiikum dan Nusqiikum (dari apa yang ada di dalam perutnya) yakni air susu (dan juga pada hewan ternak itu terdapat faedah yang banyak bagi kalian) dari bulu domba, unta dan kambing serta manfaat-manfaat yang lainnya (dan sebagian daripadanya kalian makan).

وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ
(22). dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu kamu diangkut.
Tafsir » 022. (Dan di atas punggung-punggung ternak itu) khususnya unta (dan juga di atas bahtera) yaitu perahu-perahu dan kapal-kapal (kalian diangkut).

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖأَفَلَا تَتَّقُونَ
(23). Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?"
Tafsir » 023. (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata, "Hai kaumku! Sembahlah oleh kamu sekalian Allah) taatilah dan esakanlah Allah (karena sekali-kali tidak ada Tuhan bagi kalian selain Dia) lafal Ghairuhu merupakan Isim dari Maa, sedangkan lafal sebelumnya menjadi Khabar dari Maa dan huruf Min adalah huruf Zaidah. (Maka mengapa kalian tidak bertakwa kepada-Nya?") tidak takut kepada azab-Nya, mengapa kalian menyembah selain-Nya?

فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا هَٰذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُرِيدُ أَنْ يَتَفَضَّلَ عَلَيْكُمْ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَأَنْزَلَ مَلَائِكَةً مَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ
(24). Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu.
Tafsir » 024. (Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya berkata) kepada para pengikut mereka, ("Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kalian, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi) lebih mulia dan berpengaruh (dari kalian) maksudnya ia ingin menjadi orang yang banyak pengikutnya, dan para pengikutnya adalah kalian sendiri. (Dan kalau Allah menghendaki) supaya tidak disembah selain daripada-Nya (tentu Dia mengutus beberapa Malaikat) untuk menyampaikan hal tersebut, tidak mengutus manusia. (Belum pernah kami mendengar seruan yang seperti ini) yang diserukan oleh Nabi Nuh, maksudnya ajaran tauhid (pada masa nenek moyang kami yang dahulu) yakni umat-umat terdahulu.

إِنْ هُوَ إِلَّا رَجُلٌ بِهِ جِنَّةٌ فَتَرَبَّصُوا بِهِ حَتَّىٰ حِينٍ
(25). Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu."
Tafsir » 025. (Ia tiada lain) maksudnya Nuh ini tidak lain (hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila) dalam keadaan gila (maka tunggulah terhadapnya) tunggulah dia, atau biarkanlah dia (sampai suatu waktu") hingga saat kematiannya. Maksud mereka biarkanlah dia begitu, nanti juga mati sendiri.

قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي بِمَا كَذَّبُونِ
(26). Nuh berdo`a: "Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku."
Tafsir » 026. (Berdoalah) Nabi Nuh, ("Ya Rabbku! Tolonglah aku) atas mereka (karena mereka mendustakan aku") yakni mereka tidak mau percaya lagi kepadaku, maka binasakanlah mereka. Maka Allah berfirman memperkenankan doanya:

فَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ أَنِ اصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا فَإِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ ۙفَاسْلُكْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ مِنْهُمْ ۖوَلَا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا ۖإِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ
(27). Lalu Kami wahyukan kepadanya: "Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tannur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
Tafsir » 027. (Lalu Kami wahyukan kepadanya, "Buatlah bahtera) yakni perahu (di bawah pengawasan Kami) maksudnya di bawah penilikan dan pengawasan Kami (dan wahyu Kami) yaitu perintah Kami (maka apabila perintah Kami datang) yakni perintah untuk membinasakan mereka (dan tanur telah memancarkan air) dapur pembuat roti telah memancarkan air, sebagai pertanda bagi Nabi Nuh (maka masukkanlah ke dalam bahtera itu) naikkanlah ke dalamnya (dari tiap-tiap jenis) hewan (sepasang) jantan dan betina. Lafal Itsnaini adalah Maf'ul, sedangkan huruf Min berta'alluq kepada lafal Usluk. Menurut suatu kisah disebutkan, bahwa Allah swt. mengumpulkan bagi Nabi Nuh segala macam jenis binatang liar dan burung-burung, serta hewan-hewan lainnya. Kemudian Nabi Nuh memukulkan tangannya kepada tiap-tiap jenis, tangan kanannya mengenai jenis jantan dan tangan kirinya mengenai jenis betina, kemudian ia menaikkan semuanya ke dalam bahtera. Menurut Qiraat yang lain lafal kulli dibaca Kullin; berdasarkan qiraat ini lafal Zaujaini menjadi Maf'ul dan lafal Itsnaini berkedudukan mengukuhkan maknanya (dan juga keluargamu) istri dan anak-anakmu (kecuali orang yang telah lebih dahulu ketetapan azab atasnya di antara mereka) yaitu istri dan anaknya yang bernama Kan`an, lain halnya dengan anak-anaknya yang lain, yaitu Sam, Ham dan Yafits, Nabi Nuh mengangkut mereka bersama dengan istri-istri mereka ke dalam bahtera. Di dalam surah Hud telah disebutkan melalui firman-Nya, 'Dan muatkan pula orang-orang yang beriman. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.' (Q.S. Hud, 40). Menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa jumlah mereka ada enam orang laki-laki berikut istri mereka. Menurut pendapat yang lain dikatakan, bahwa semua orang yang ada di dalam bahtera jumlahnya tujuh puluh delapan orang; separuh laki-laki dan yang separuh lagi perempuan. (Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim) yaitu orang-orang yang kafir, biarkanlah mereka binasa (karena sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan).

فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنْتَ وَمَنْ مَعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
(28). Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim."
Tafsir » 028. (Apabila kamu telah lengkap) telah genap (yakni kamu dan orang-orang yang bersamamu berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah, 'Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim') yakni orang-orang yang kafir dengan dibinasakannya mereka.

وَقُلْ رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلًا مُبَارَكًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ
(29). Dan berdo`alah: "Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat."
Tafsir » 029. (Dan berdoalah) di kala kamu turun dari bahtera, ('Ya Rabbku! Tempatkanlah aku pada tempat) kalau dibaca Munzalan berarti menjadi Mashdar dan Isim Makan/tempat sekaligus, apabila dibaca Manzilan berarti tempat berlabuh (yang diberkati) yakni tempat tersebut diberkati (dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat'") maksudnya Engkau adalah pemberi tempat yang paling baik kepada semua yang telah disebutkan tadi.

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ وَإِنْ كُنَّا لَمُبْتَلِينَ
(30). Sesungguhnya pada (kejadian) itu benar-benar terdapat beberapa tanda (kebesaran Allah), dan sesungguhnya Kami menimpakan azab (kepada kaum Nuh itu).
Tafsir » 030. (Sesungguhnya pada kejadian itu) kisah Nabi Nuh dan bahteranya serta dibinasakan-Nya orang-orang kafir (benar-benar terdapat beberapa tanda) yang menunjukkan kepada kekuasaan Allah swt. (dan sesungguhnya) huruf In di sini adalah bentuk Takhfif daripada Inna, sedangkan isimnya adalah Dhamir Sya'an, bentuk asalnya adalah Innahu yakni sesungguhnya hal itu (Kamilah yang mencoba mereka) menguji kaum Nuh dengan mengutus Nuh kepada mereka supaya Nuh memberi nasihat dan pelajaran kepada mereka.

ثُمَّ أَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ
(31). Kemudian, Kami jadikan sesudah mereka umat yang lain.
Tafsir » 031. (Kemudian, Kami jadikan sesudah mereka umat) kaum (yang lain) mereka adalah kaum Ad.

فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖأَفَلَا تَتَّقُونَ
(32). Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).
Tafsir » 032. (Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri) yaitu Nabi Hud ("Hendaklah) ia mengatakan kepada mereka (kalian menyembah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Mengapa kalian tidak bertakwa) takut kepada azab-Nya karenanya kalian harus beriman kepada-Nya.

وَقَالَ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِلِقَاءِ الْآخِرَةِ وَأَتْرَفْنَاهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا مَا هَٰذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يَأْكُلُ مِمَّا تَأْكُلُونَ مِنْهُ وَيَشْرَبُ مِمَّا تَشْرَبُونَ
(33). Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum.
Tafsir » 033. (Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat) yakni tempat mereka kembali kelak (dan yang telah Kami mewahkan mereka) Kami berikan nikmat kepada mereka (dalam kehidupan di dunia, 'Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kalian, dia makan dari apa yang kalian makan dan minum dari apa yang kalian minum').

وَلَئِنْ أَطَعْتُمْ بَشَرًا مِثْلَكُمْ إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ
(34). Dan sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia yang seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi.
Tafsir » 034. (Dan) demi Allah (sesungguhnya jika kamu sekalian menaati manusia yang seperti kalian) di dalam ayat ini terkandung makna Qasam atau sumpah dan Syarat, sedangkan Jawab dari Syarat tersebut terkandung pada ayat selanjutnya (niscaya bila demikian, kalian benar-benar) yakni jika kalian menaatinya (menjadi orang-orang yang merugi") mendapat kerugian.

أَيَعِدُكُمْ أَنَّكُمْ إِذَا مِتُّمْ وَكُنْتُمْ تُرَابًا وَعِظَامًا أَنَّكُمْ مُخْرَجُونَ
(35). Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)?,
Tafsir » 035. ("Apakah ia menjanjikan kepada kalian, bahwa bila kalian telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, kalian sesungguhnya akan dikeluarkan dari kuburan kalian) lafal Mukhrajuuna merupakan Khabar dari Annakum yang pertama, sedangkan lafal Annakum yang kedua berfungsi mengukuhkan makna Annakum yang pertama tadi, disebutkan lagi karena panjangnya Fashl atau pemisah antara Khabar dan 'Amilnya.

۞ هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ لِمَا تُوعَدُونَ
(36). jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu,
Tafsir » 036. (Jauh, jauh sekali) lafal Haihaata Haihaata adalah Isim Fi'il Madhi yang bermakna Mashdar, artinya jauh, jauh sekali dari kebenaran (apa yang diancamkan kepada kalian itu) yaitu dihidupkannya kembali kalian dari kuburan. Huruf Lam pada lafal Limaa Tuu'aduna adalah Lam Zaidah yang mengandung makna Bayan atau penjelasan.

إِنْ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ
(37). kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi,
Tafsir » 037. (Tiada lain hal itu) yakni kehidupan yang sesungguhnya (hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati kemudian kita hidup) yaitu dengan hidupnya anak-anak kita (dan sekali-kali kita tidak akan dibangkitkan kembali).

إِنْ هُوَ إِلَّا رَجُلٌ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا وَمَا نَحْنُ لَهُ بِمُؤْمِنِينَ
(38). Ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya".
Tafsir » 038. (Ia tiada lain) Rasul itu (hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya") tidak akan percaya dengan adanya berbangkit sesudah mati.

قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي بِمَا كَذَّبُونِ
(39). Rasul itu berdo`a: "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku."
Tafsir » 039. (Rasul itu berdoa, "Ya Rabbku! Tolonglah aku karena mereka mendustakanku").

قَالَ عَمَّا قَلِيلٍ لَيُصْبِحُنَّ نَادِمِينَ
(40). Allah berfirman: "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal."
Tafsir » 040. (Allah berfirman, "Dalam sedikit waktu lagi) sebentar lagi. Huruf Ma di sini adalah Zaidah (pasti mereka akan menjadi) akan menjadi orang-orang (yang menyesal") atas kekafiran dan kedustaan mereka.

فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ بِالْحَقِّ فَجَعَلْنَاهُمْ غُثَاءً ۚفَبُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
(41). Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu.
Tafsir » 041. (Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur) suara yang menandakan turunnya azab dan binasanya makhluk (dengan hak) maka matilah mereka (dan Kami jadikan mereka bagaikan tumbuh-tumbuhan yang kering) Kami jadikan mereka seperti tanaman yang kering atau mati (maka alangkah jauhnya) dari rahmat (bagi orang-orang yang zalim itu) yakni orang-orang yang mendustakan Rasul itu.

ثُمَّ أَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قُرُونًا آخَرِينَ
(42). Kemudian Kami ciptakan sesudah mereka umat-umat yang lain.
Tafsir » 042. (Kemudian Kami ciptakan sesudah mereka umat-umat) kaum-kaum (yang lain).

مَا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُونَ
(43). Tidak (dapat) sesuatu umatpun mendahului ajalnya, dan tidak (dapat pula) mereka terlambat (dari ajalnya itu).
Tafsir » 043. (Tidak dapat sesuatu umat pun mendahului ajalnya) seumpamanya mereka mati sebelum ajal mereka (dan tidak dapat pula mereka terlambat) dari ajalnya itu. Lafal Yasta'khiruna dalam bentuk jamak dikaitkan kepada lafal Ummatin yang bentuknya muannats, hal ini memandang dari segi maknanya, karena ummatin berarti jamak.

ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَىٰ ۖكُلَّ مَا جَاءَ أُمَّةً رَسُولُهَا كَذَّبُوهُ ۚفَأَتْبَعْنَا بَعْضَهُمْ بَعْضًا وَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ ۚفَبُعْدًا لِقَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ
(44). Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman.
Tafsir » 044. (Kemudian Kami utus rasul-rasul Kami berturut-turut) lafal Tatran dapat pula dibaca Tatraa tanpa memakai harakat Tanwin, artinya berturut-turut yang di antara kedua rasul terdapat pemisah jarak waktu yang cukup lama. (Manakala datang kepada suatu umat) lafal Jaa-a Ummatan dapat dibaca Jaa-a ummatan yakni dengan mentashhilkan huruf Hamzah yang kedua, sehingga ucapannya seolah-olah ada huruf Wau (Rasul, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain) Kami samakan mereka dengan umat-umat terdahulu dalam hal terbinasa (dan Kami jadikan mereka buah tutur manusia maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman).

ثُمَّ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ وَأَخَاهُ هَارُونَ بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ
(45). Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda (kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata,
Tafsir » 045. (Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda kebesaran Kami, dan bukti yang nyata) hujah yang nyata, yaitu berupa tangan, tongkat dan mukjizat-mukjizat lainnya.

إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا عَالِينَ
(46). kepada Fir`aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabur dan mereka adalah orang-orang yang sombong.
Tafsir » 046. (Kepada Firaun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabur) sombong tidak mau beriman kepada ayat-ayat dan mukjizat-mukjizat, dan juga mereka tidak mau beriman kepada Allah (dan mereka adalah orang-orang yang sombong) yaitu menindas kaum Bani Israel secara lalim.

فَقَالُوا أَنُؤْمِنُ لِبَشَرَيْنِ مِثْلِنَا وَقَوْمُهُمَا لَنَا عَابِدُونَ
(47). Dan mereka berkata: "Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita (juga), padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?"
Tafsir » 047. (Dan mereka berkata, "Apakah pantas kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita juga, padahal kaum mereka adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?") yakni kaum Bani Israel; mereka tunduk dan dianggap hina oleh Firaun.

فَكَذَّبُوهُمَا فَكَانُوا مِنَ الْمُهْلَكِينَ
(48). Maka (tetaplah) mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka adalah termasuk orang-orang yang dibinasakan.
Tafsir » 048. (Maka tetaplah mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka adalah termasuk orang-orang yang dibinasakan).

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
(49). Dan sesungguhnya telah Kami berikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, agar mereka (Bani Israil) mendapat petunjuk.
Tafsir » 049. (Dan sesungguhnya telah Kami berikan Kitab kepada Musa) kitab Taurat (agar mereka) kaumnya, yaitu bangsa Bani Israel (mendapat petunjuk) dengan adanya kitab Taurat itu dari kesesatan. Aku memberikannya sekali turun sesudah Firaun dan kaumnya binasa

وَجَعَلْنَا ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ آيَةً وَآوَيْنَاهُمَا إِلَىٰ رَبْوَةٍ ذَاتِ قَرَارٍ وَمَعِينٍ
(50). Dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.
Tafsir » 050. (Dan telah Kami jadikan putra Maryam) yakni Nabi Isa (beserta ibunya suatu tanda) kekuasaan Kami. Dalam ayat ini tidak disebutkan dua tanda karena keduanya terlibat dalam satu tanda itu, yaitu Maryam dapat melahirkan Nabi Isa tanpa suami (dan Kami menempatkan keduanya di suatu tanah tinggi) yakni tempat di dataran tinggi, yaitu di Baitulmakdis, atau di Damaskus, atau di Palestina; sehubungan dengan hal ini banyak pendapat mengenainya (yang datar) rata tanahnya sehingga para penghuninya menetap dengan nyaman (dan mempunyai banyak sumber air) yang mengalir lagi jernih sebagai suatu kenyataan.

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا ۖإِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
(51). Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Tafsir » 051. (Hai Rasul-rasul! Makanlah dari makanan yang baik-baik) makanan-makanan yang halal (dan kerjakanlah amal yang saleh) amal-amal yang fardu dan sunah. (Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan) maka kelak Aku akan memperhitungkannya atas kalian.

وَإِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
(52). Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.
Tafsir » 052. (Dan) ketahuilah (bahwasanya ini) yakni agama Islam (adalah agama kalian) hai orang-orang yang diajak bicara, maksudnya kalian harus memeluknya (agama yang satu) lafal Ummatan Waahidatan ini menjadi Hal yang bersifat Lazimah atau tetap. Menurut suatu qiraat yang lain lafal Anna haadzihi dibaca Takhfif sehingga menjadi An Haadzihi, sedangkan menurut qiraat yang lainnya lagi dibaca Inna Haadzihi, dan dianggap sebagai jumlah Isti'naf atau kalimat baru, sehingga artinya menjadi, sesungguhnya agama Islam ini (dan Aku adalah Rabb kalian, maka bertakwalah kalian kepada-Ku) artinya takutlah kalian kepada-Ku.

فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا ۖكُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
(53). Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).
Tafsir » 053. (Kemudian mereka memecah belah) para pengikut Rasul itu (perkara mereka) yakni agama mereka (menjadi beberapa pecahan di antara mereka) lafal Zuburan ini menjadi Hal dari Fa'ilnya lafal Taqaththa'uu, artinya, menjadi sekte-sekte yang bertentangan, seperti yang terjadi di kalangan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani serta lain-lainnya. (Tiap-tiap golongan terhadap apa yang ada pada sisi mereka) agama yang mereka pegang (merasa bangga) merasa puas dan gembira.

فَذَرْهُمْ فِي غَمْرَتِهِمْ حَتَّىٰ حِينٍ
(54). Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu.
Tafsir » 054. (Maka biarkanlah mereka) biarkanlah orang-orang kafir Mekah itu (dalam kesesatannya) (sampai suatu waktu) hingga saat kematian mereka.

أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ
(55). Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),
Tafsir » 055. (Apakah mereka mengira bahwa sesungguhnya apa-apa yang Kami berikan kepada mereka) artinya, Kami limpahkan kepada mereka (berupa harta benda dan anak-anak) di dunia ini.

نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ ۚبَلْ لَا يَشْعُرُونَ
(56). Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.
Tafsir » 056. (Kami bersegera) menyegerakan (memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka) tidak, sesungguhnya tidak demikian (sebenarnya mereka tidak sadar) bahwasanya hal itu adalah pengluluh atau Istidraj buat mereka.

إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ
(57). Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,
Tafsir » 057. (Sesungguhnya orang-orang yang karena perasaan khasyyah mereka kepada Rabb mereka) disebabkan mereka takut kepada-Nya (mereka merasa takut sekali) kepada azab-Nya.

وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ
(58). Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka,
Tafsir » 058. (Dan orang-orang yang terhadap ayat-ayat Rabb mereka) Alquran (mereka beriman) sangat percaya kepadanya.

وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ
(59). Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun),
Tafsir » 059. (Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka) sesuatu apa pun.

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
(60). Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
Tafsir » 060. (Dan orang-orang yang memberikan) yang menginfakkan (apa yang telah mereka berikan) mereka infakkan berupa zakat dan amal-amal saleh (dengan hati yang takut) takut amalnya tidak diterima (karena mereka tahu bahwa sesungguhnya mereka) sebelum lafal Annahum ini diperkirakan adanya huruf Lam yang menjarkannya (akan dikembalikan kepada Rabb mereka).

أُولَٰئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
(61). mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.
Tafsir » 061. (Mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya) menurut ilmu Allah.

وَلَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖوَلَدَيْنَا كِتَابٌ يَنْطِقُ بِالْحَقِّ ۚوَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
(62). Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.
Tafsir » 062. (Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya) yang sesuai dengan kemampuannya, oleh karenanya barang siapa tidak mampu melakukan salat sambil berdiri, maka ia boleh melakukannya sambil duduk, dan barang siapa tidak mampu melakukan puasa maka ia boleh berbuka (dan pada sisi Kami) di sisi Kami (ada suatu kitab yang membicarakan dengan benar) apa yang telah dilakukan oleh seseorang, yaitu Lohmahfuz; padanya ditulis semua amal-amal perbuatan (dan mereka) kita semua orang yang beramal (tidak dianiaya) barang sedikit pun dari amal-amalnya, oleh karenanya sedikit pun tidak dikurangi pahala amal kebaikannya, dan tidak pula ditambah dosa-dosanya.

بَلْ قُلُوبُهُمْ فِي غَمْرَةٍ مِنْ هَٰذَا وَلَهُمْ أَعْمَالٌ مِنْ دُونِ ذَٰلِكَ هُمْ لَهَا عَامِلُونَ
(63). Tetapi hati orang-orang kafir itu dalam kesesatan dari (memahami kenyataan) ini, dan mereka banyak mengerjakan perbuatan-perbuatan (buruk) selain dari itu, mereka tetap mengerjakannya.
Tafsir » 063. (Tetapi hati mereka) yakni orang-orang kafir itu (dalam kealpaan) artinya, kebodohan (mengenai hal ini) yaitu Alquran (dan mereka banyak mengerjakan perbuatan-perbuatan selain daripada itu) selain amal-amal kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman (mereka tetap mengerjakannya) oleh sebab itu mereka diazab.

حَتَّىٰ إِذَا أَخَذْنَا مُتْرَفِيهِمْ بِالْعَذَابِ إِذَا هُمْ يَجْأَرُونَ
(64). Hingga apabila Kami timpakan azab, kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta merta mereka memekik minta tolong.
Tafsir » 064. (Hingga) menunjukkan makna Ibtida (apabila Kami timpakan kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka) yakni orang-orang kaya dan pemimpin-pemimpin mereka (azab) dengan pedang dalam perang Badar (dengan serta merta mereka memekik minta tolong) mereka ribut meminta tolong. Kemudian dikatakan kepada mereka,

لَا تَجْأَرُوا الْيَوْمَ ۖإِنَّكُمْ مِنَّا لَا تُنْصَرُونَ
(65). Janganlah kamu memekik minta tolong pada hari ini. Sesungguhnya kamu tiada akan mendapat pertolongan dari Kami.
Tafsir » 065. ("Janganlah kalian memekik, minta tolong pada hari ini. Sesungguhnya kalian tidak akan mendapat pertolongan dari Kami) maksudnya tidak ada seorang pun yang dapat menolong kalian.

قَدْ كَانَتْ آيَاتِي تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ تَنْكِصُونَ
(66). Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al Qur'an) selalu dibacakan kepada kamu sekalian, maka kamu selalu berpaling ke belakang,
Tafsir » 066. (Sesungguhnya ayat-ayat-Ku) dari Alquran (selalu dibacakan kepada kalian, tetapi kalian selalu berpaling ke belakang) mundur ke belakang maksudnya kalian tidak mau menerimanya.

مُسْتَكْبِرِينَ بِهِ سَامِرًا تَهْجُرُونَ
(67). dengan menyombongkan diri terhadap Al Qur'an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari.
Tafsir » 067. (Dengan menyombongkan diri) tidak mau beriman (akan keakuan kalian) yakni membanggakan Kakbah atau tanah suci yang kalian tempati, maksudnya kalian beranggapan bahwa diri kalian adalah penduduknya, oleh karena itu kalian merasa dalam keadaan aman dari azab Allah, berbeda dengan kaum-kaum yang lain di tempat tinggal mereka selain dari tanah suci (dan seraya bergadang) lafal Samiran menjadi Hal, artinya mereka berkumpul membentuk suatu kelompok sambil berbincang-bincang di waktu malam hari; hal ini mereka lakukan di sekeliling Kakbah (kalian mengucapkan perkataan-perkataan yang keji terhadapnya") lafal Tahjuruuna ini jika berasal dari Fi'il Tsulatsi artinya tidak menganggap Alquran. Jika berasal dari Fi'il Ruba'i berarti mereka membuat-buat perkataan yang keji tanpa hak terhadap diri Nabi saw. dan Alquran. Selanjutnya Allah swt. berfirman,

أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا الْقَوْلَ أَمْ جَاءَهُمْ مَا لَمْ يَأْتِ آبَاءَهُمُ الْأَوَّلِينَ
(68). Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu?
Tafsir » 068. (Maka apakah mereka tidak memperhatikan) asal lafal Yaddabbaruu adalah Yatadabbaruuna, kemudian huruf Ta dimasukkan ke dalam huruf Dal setelah terlebih dahulu diganti menjadi Dal, sehingga jadilah Yaddabbaruuna (perkataan ini) Alquran ini yang menunjukkan kebenaran Nabi saw. (atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu?)

أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ
(69). Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya?
Tafsir » 069. (Ataukah mereka tidak mengenal Rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya?)

أَمْ يَقُولُونَ بِهِ جِنَّةٌ ۚبَلْ جَاءَهُمْ بِالْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ
(70). Atau (apakah patut) mereka berkata: "Padanya (Muhammad) ada penyakit gila." Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran.
Tafsir » 070. (Atau apakah patut mereka berkata, "Padanya ada penyakit gila") Istifham atau kata tanya di sini mengandung arti Taqrir atau menetapkan perkara yang hak, yaitu membenarkan Nabi dan membenarkan bahwa Rasul-rasul telah datang kepada umat-umat terdahulu, serta mereka mengetahui bahwa Rasul mereka adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya, dan bahwasanya Rasul mereka itu tidak gila. (Sebenarnya) lafal Bal menunjukkan makna Intiqal (dia telah membawa kebenaran kepada mereka) yakni Alquran yang di dalamnya terkandung ajaran Tauhid dan hukum-hukum Islam (dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu).

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚبَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ
(71). Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.
Tafsir » 071. (Andaikata kebenaran itu menuruti) artinya Alquran itu menuruti (hawa nafsu mereka) seumpamanya Alquran itu datang dengan membawa hal-hal yang mereka sukai, seperti menisbatkan sekutu dan anak kepada Allah, padahal Allah Maha Suci dari hal tersebut (pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya) yakni menyimpang dari tatanan yang sebenarnya dan tidak seperti apa yang disaksikan sekarang, hal itu disebabkan adanya dua pengaruh kekuasaan yang saling tarik-menarik. (Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka) yaitu Alquran yang di dalamnya terkandung sebutan dan kemuliaan mereka (tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu).

أَمْ تَسْأَلُهُمْ خَرْجًا فَخَرَاجُ رَبِّكَ خَيْرٌ ۖوَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
(72). Atau kamu meminta upah kepada mereka?, maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik, dan Dia adalah Pemberi rezki Yang Paling Baik.
Tafsir » 072. (Atau kamu meminta upah kepada mereka) sebagai imbalan dari apa yang kamu datangkan buat mereka yaitu masalah keimanan (maka upah Rabbmu) adalah pahala, upah dan rezeki-Nya (adalah lebih baik) dan menurut qiraat yang lain dibaca Kharjan dalam dua tempat tadi; tetapi menurut qiraat yang lainnya lagi dibaca Kharaajan pada keduanya (dan Dia adalah Pemberi rezeki Yang Paling Baik) Pengupah Yang Paling Utama.

وَإِنَّكَ لَتَدْعُوهُمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
(73). Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus.
Tafsir » 073. (Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan) tuntunan (yang lurus) yaitu agama Islam.

وَإِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ عَنِ الصِّرَاطِ لَنَاكِبُونَ
(74). Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus).
Tafsir » 074. (Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada adanya hari akhirat) adanya hari berbangkit dan pembalasan pahala serta azab (dari jalan yang lurus) dari tuntunan yang lurus (mereka benar-benar menyimpang) yakni membelok.

۞ وَلَوْ رَحِمْنَاهُمْ وَكَشَفْنَا مَا بِهِمْ مِنْ ضُرٍّ لَلَجُّوا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
(75). Andaikata mereka Kami belas kasihani, dan Kami lenyapkan kemudharatan yang mereka alami, benar-benar mereka akan terus menerus terombang-ambing dalam keterlaluan mereka.
Tafsir » 075. (Andaikata mereka Kami belas kasihani, dan Kami lenyapkan kemudaratan yang mereka alami) yakni kelaparan yang menimpa mereka di Mekah selama tujuh tahun itu (benar-benar mereka akan terus-menerus) masih tetap dan berkepanjangan (dalam keterlaluan mereka) dalam kesesatan mereka (mereka bergelimang) terombang-ambing.

وَلَقَدْ أَخَذْنَاهُمْ بِالْعَذَابِ فَمَا اسْتَكَانُوا لِرَبِّهِمْ وَمَا يَتَضَرَّعُونَ
(76). Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan azab kepada mereka, maka mereka tidak tunduk kepada Tuhan mereka, dan (juga) tidak memohon (kepada-Nya) dengan merendahkan diri.
Tafsir » 076. (Dan sesungguhnya Kami telah pernah menimpakan azab kepada mereka) kelaparan itu (tetapi mereka masih tidak tunduk) masih tidak mau merendahkan diri (kepada Rabb mereka, dan juga mereka tidak mau ber-tadharru' kepada-Nya) maksudnya mereka tidak mau juga meminta kepada Allah dengan berdoa kepada-Nya.

حَتَّىٰ إِذَا فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَابًا ذَا عَذَابٍ شَدِيدٍ إِذَا هُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ
(77). Hingga apabila Kami bukakan untuk mereka suatu pintu yang ada azab yang amat sangat (di waktu itulah) tiba-tiba mereka menjadi putus-asa.
Tafsir » 077. (Hingga) lafal Hattaa menunjukkan makna Ibtida atau permulaan (apabila Kami bukakan untuk mereka suatu pintu yang di dalamnya ada) terdapat (azab yang keras) yaitu perang Badar tempat mereka terbunuh (tiba-tiba mereka menjadi berputus asa) putus harapan dari semua kebaikan.

وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚقَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
(78). Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
Tafsir » 078. (Dan Dialah Yang menciptakan) yang menjadikan (bagi kamu sekalian pendengaran) lafal As Sam'u maknanya Al Asmaa', dalam bentuk jamak (penglihatan dan kalbu) hati. (Amat sedikitlah) lafal Maa mengukuhkan makna yang terkandung dalam lafal Qaliilan (kalian bersyukur).

وَهُوَ الَّذِي ذَرَأَكُمْ فِي الْأَرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
(79). Dan Dialah yang menciptakan serta mengembang biakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dihimpunkan.
Tafsir » 079. (Dan Dialah yang mengembangbiakkan kalian) menciptakan kalian (di bumi ini, dan hanya kepada-Nyalah kalian akan dihimpunkan) akan dibangkitkan menjadi hidup kembali kemudian menghadap kepada-Nya.

وَهُوَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ وَلَهُ اخْتِلَافُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ۚأَفَلَا تَعْقِلُونَ
(80). Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?
Tafsir » 080. (Dan Dialah yang menghidupkan) dengan meniupkan roh ke dalam Mudhghah atau janin (dan mematikan, dan Dialah yang mengatur pertukaran malam dan siang) malam gelap, dan siang menjadi terang, serta menambah panjang dan mengurangi waktu salah satu di antara keduanya. (Maka apakah kalian tidak memahaminya?) maksudnya memahami ciptaan Allah swt., kemudian kalian mengambil pelajaran daripadanya.

بَلْ قَالُوا مِثْلَ مَا قَالَ الْأَوَّلُونَ
(81). Sebenarnya mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan perkataan yang diucapkan oleh orang-orang dahulu kala.
Tafsir » 081. (Sebenarnya mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan perkataan yang diucapkan oleh orang-orang dahulu kala).

قَالُوا أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ
(82). Mereka berkata: "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan?
Tafsir » 082. (Mereka berkata) orang-orang dahulu itu, ("Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan hidup kembali?) memang kalian akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Kedua huruf Hamzah pada dua tempat ini dapat dibaca Tahqiq, sehingga bacaannya menjadi A-innaa. Sebagaimana huruf Hamzah yang keduanya dapat pula dibaca Tas-hil, sehingga bacaannya menjadi Ayinnaa. Sehubungan dengan bacaan ini ada dua pendapat, yaitu men-tahqiq-kan kedua Hamzahnya dan men-tashil-kan Hamzah yang kedua.

لَقَدْ وُعِدْنَا نَحْنُ وَآبَاؤُنَا هَٰذَا مِنْ قَبْلُ إِنْ هَٰذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ
(83). Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman (dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu kala!".
Tafsir » 083. (Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman dengan ini) yaitu dengan masalah akan dibangkitkan menjadi hidup kembali sesudah mati (dahulu, tiada lain) tidak lain (ia hanyalah dongengan-dongengan) kebohongan-kebohongan (orang-orang dahulu kala") wazan lafal Asaathiir sama dengan lafal Al Adhaahiik dan Al-A`aajiib, adalah bentuk jamak dari lafal Usthuurah artinya dongengan atau fiksi.

قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
(84). Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?"
Tafsir » 084. (Katakanlah) kepada mereka, ("Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya) yakni semua makhluk yang ada padanya (jika kalian mengetahui?") siapa pencipta dan pemiliknya.

سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚقُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
(85). Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?"
Tafsir » 085. (Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah." Katakanlah) kepada mereka, ("Maka apakah kalian tidak memikirkannya?") asal Tadzakkaruuna adalah Tatadzakkaruuna kemudian huruf Ta yang kedua diidgamkan atau dimasukkan ke dalam huruf Dzal setelah terlebih dahulu diganti menjadi Dzal, sehingga jadilah Tadzakkaruuna, artinya mengambil pelajaran. Maksudnya, apakah kalian tidak mengambil pelajaran daripadanya, karena kalian mengetahui, bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan untuk pertama kali, Maha Kuasa pula untuk menghidupkannya kembali, sesudah ciptaan-Nya mati.

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
(86). Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar?"
Tafsir » 086. (Katakanlah! "Siapakah Rabb langit yang tujuh dan Rabb Arasy yang besar") yakni Al Kursi.

سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
(87). Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?"
Tafsir » 087. (Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah". Katakanlah! "Apakah kalian tidak bertakwa?") tidak takut bila kalian menyembah selain-Nya.

قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
(88). Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab) -Nya, jika kamu mengetahui?"
Tafsir » 088. (Katakanlah! "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan) yakni merajai (segala sesuatu) lafal Malakuut huruf Ta yang ada padanya menunjukkan makna Mubalaghah, yakni kekuasaan di atas segala kekuasaan (sedangkan Dia melindungi dan tidak membutuhkan perlindungan) Dia melindungi dan tidak memerlukan perlindungan (jika kalian mengetahui?")

سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚقُلْ فَأَنَّىٰ تُسْحَرُونَ
(89). Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?"
Tafsir » 089. (Mereka akan menjawab, "Kepunyaan Allah") menurut qiraat yang lain dibaca Allah, baik dalam ayat ini maupun dalam ayat sebelumnya. Demikian itu karena makna yang dimaksud adalah, kepunyaan siapakah hal-hal yang telah disebutkan itu (Katakanlah! "Kalau demikian maka dari jalan manakah kalian merasa ditipu?") ditipu dan dikelabui dari perkara yang hak, yaitu menyembah Allah semata. Maksudnya, bagaimanakah bisa terbayangkan dalam benak kalian bahwasanya hal ini batil?

بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِالْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
(90). Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.
Tafsir » 090. (Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka) dengan sesungguhnya (dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta) sewaktu mereka menentang kebenaran itu; kebenaran tersebut adalah,

مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَٰهٍ ۚإِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَٰهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚسُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ
(91). Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,
Tafsir » 091. (Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan yang lain beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya) jika ada tuhan lain di samping Dia (masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya) yang menguasai makhluknya sendiri dan mempertahankannya dari makhluk tuhan yang lain (dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain) sebagian di antara mereka berupaya untuk mengalahkan sebagian yang lain sebagaimana apa yang biasa dilakukan oleh raja-raja di dunia. (Maha Suci Allah) lafal Subhaanallaah ini berarti mensucikan Dia (dari apa yang mereka sifatkan) kepada-Nya, seperti apa yang telah disebutkan tadi.

عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
(92). Yang mengetahui semua yang ghaib dan semua yang nampak, maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan.
Tafsir » 092. (Yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang tampak) maksudnya semua yang tidak tampak dan semua yang tampak. Kalau dibaca 'Aalimil Ghaibi menjadi sifat, artinya yang mengetahui dan seterusnya. Jika dibaca 'Aalimul Ghaibi berarti menjadi Khabar dari Mubtada yang tidak disebutkan yaitu lafal Huwa, artinya Dia Mengetahui yang gaib (maka Maha Tinggi Dia) Maha Besar Dia (dari apa yang mereka persekutukan) kepada-Nya.

قُلْ رَبِّ إِمَّا تُرِيَنِّي مَا يُوعَدُونَ
(93). Katakanlah: "Ya Tuhan, jika Engkau sungguh-sungguh hendak memperlihatkan kepadaku azab yang diancamkan kepada mereka,
Tafsir » 093. (Katakanlah! "Ya Rabbku! Jika) lafal Imma pada asalnya terdiri daripada gabungan antara In Syarthiyyah dan Ma Zaidah (Engkau sungguh-sungguh hendak memperlihatkan kepadaku apa yang diancamkan kepada mereka) berupa azab, hal ini benar-benar terjadi dalam perang Badar, yaitu banyak dari kalangan orang-orang musyrik yang mati terbunuh.

رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِي فِي الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
(94). ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim."
Tafsir » 094. (Ya Rabbku! Maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim.") karena aku pun nanti akan binasa pula bersama dengan mereka.

وَإِنَّا عَلَىٰ أَنْ نُرِيَكَ مَا نَعِدُهُمْ لَقَادِرُونَ
(95). Dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu apa yang Kami ancamkan kepada mereka.
Tafsir » 095. (Dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu apa yang Kami ancamkan kepada mereka).

ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ ۚنَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ
(96). Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.
Tafsir » 096. (Tolaklah dengan menampilkan hal yang lebih baik) yaitu budi pekerti yang baik, bersikap lapang dada dan berpaling dari mereka yang kafir (hal yang buruk itu) perlakuan mereka yang menyakitkan terhadap dirimu. Ayat ini diturunkan sebelum ada perintah untuk berperang. (Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan) kedustaan dan buat-buatan mereka, maka kelak Kami akan membalasnya kepada mereka.

وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ
(97). Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan.
Tafsir » 097. (Dan katakanlah! "Ya Rabbku! Aku berlindung kepada Engkau) aku meminta perlindungan (dari bisikan-bisikan setan) dari kecenderungan-kecenderungan setan yang selalu setan embus-embuskan itu.

وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ
(98). Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."
Tafsir » 098. (Dan aku berlindung pula kepada Engkau, ya Rabbku, dari kedatangan setan-setan itu kepadaku") dalam perkara-perkaraku, karena sesungguhnya mereka datang hanya dengan membawa keburukan belaka.

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ
(99). (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),
Tafsir » 099. (Sehingga) lafal Hattaa menunjukkan makna Ibtida atau permulaan (apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka) kemudian ia melihat kedudukannya di neraka dan di surga seandainya ia beriman (dia berkata, "Ya Rabbku! Kembalikanlah aku) ke dunia. Ungkapan Jamak pada lafal Irji'uuni mengandung makna Ta'zhim atau mengagungkan.

لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚكَلَّا ۚإِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖوَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
(100). agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan
Tafsir » 100. (Agar aku berbuat amal yang saleh) dengan mengatakan, 'Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah', hal ini akan menjadi penghapus (terhadap yang telah aku tinggalkan") aku sia-siakan umurku. Maksudnya, supaya hal itu menjadi penggantinya. Maka Allah berfirman, ("Sekali-kali tidak) tidak ada kembali lagi. (Sesungguhnya itu) permohonan untuk kembali ke dunia (adalah perkataan yang diucapkannya saja) tidak ada manfaat bagi pembicaranya. (Dan di hadapan mereka) (ada dinding) penghalang yang menahan mereka untuk dapat kembali lagi ke dunia (sampai hari mereka dibangkitkan") yang tiada kembali lagi sesudahnya.

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ
(101). Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.
Tafsir » 101. (Apabila sangkakala ditiup) tiupan malaikat Israfil yang pertama atau yang kedua (maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu) yang dapat mereka bangga-banggakan (dan tidak pula mereka saling bertanya) tentang nasab tersebut, berbeda dengan ketika mereka hidup di dunia. Hal tersebut disebabkan kengerian yang menyibukkan diri mereka pada hari kiamat itu, yakni melihat sebagian kengerian-kengerian yang ada padanya. Pada sebagian waktu dari hari kiamat mereka sadar pula, sebagaimana yang diungkapkan oleh ayat yang lain, yaitu, "Dan sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian yang lain berbantah-bantahan." (Q.S. Ash-Shaffat, 27).

فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
(102). Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.
Tafsir » 102. (Barang siapa yang berat timbangannya) karena amal-amal kebaikan (maka mereka itulah orang-orang yang mendapat keberuntungan) yakni orang-orang yang beruntung.

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ
(103). Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.
Tafsir » 103. (Dan barang siapa yang ringan timbangannya) karena dosa-dosanya (maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri) maka mereka (kekal di dalam neraka Jahanam).

تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ
(104). Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.
Tafsir » 104. (Muka mereka dibakar api neraka) api neraka membakarnya (dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat) bibir mereka bagian atas dan bawah mengkerut memperlihatkan gigi-gigi mereka, kemudian dikatakan kepada mereka,

أَلَمْ تَكُنْ آيَاتِي تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ
(105). Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?
Tafsir » 105. (Bukankah ayat-ayat-Ku) dari Alquran (telah dibacakan kepada kamu sekalian) maksudnya kalian telah diperingatkan melaluinya (tetapi kalian selalu mendustakannya?)

قَالُوا رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّينَ
(106). Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat.
Tafsir » 106. (Mereka berkata, "Ya Rabb kami! Kami telah dikuasai oleh kejahatan kami) menurut qiraat yang lain dibaca Syaqawatunaa, keduanya merupakan Mashdar dan bermakna sama, yaitu kejahatan kami (dan adalah kami orang-orang yang sesat) dari jalan petunjuk.

رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ
(107). Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim."
Tafsir » 107. (Ya Rabb kami! Keluarkanlah kami daripadanya maka jika kami kembali) kepada pelanggaran lagi (maka sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim").

قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ
(108). Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.
Tafsir » 108. (Allah berfirman) kepada mereka melalui lisan malaikat Malik penjaga neraka, sesudah jangka waktu yang lamanya dua kali lipat umur dunia, ("Tinggallah dengan hina di dalamnya) makin menjauhlah kalian di dalam neraka dengan hina (dan janganlah kalian berbicara dengan Aku") untuk meminta supaya azab dihentikan dari diri kalian; dijawab demikian supaya mereka tidak mempunyai harapan lagi untuk dapat diangkat dari dalam neraka.

إِنَّهُ كَانَ فَرِيقٌ مِنْ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ
(109). Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdo`a (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.
Tafsir » 109. (Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku) mereka adalah kaum Muhajirin (berdoa, "Ya Rabb kami! Kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik").

فَاتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا حَتَّىٰ أَنْسَوْكُمْ ذِكْرِي وَكُنْتُمْ مِنْهُمْ تَضْحَكُونَ
(110). Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka.
Tafsir » 110. (Lalu kalian menjadikan mereka buah ejekan) lafal Sikhriyyan dapat pula dibaca Sukhriyyan keduanya merupakan bentuk Mashdar, maknanya adalah ejekan. Di antara mereka yang menjadi bahan ejekan orang-orang musyrik adalah sahabat Bilal, sahabat Shuhaib, sahabat Ammar, sahabat Salman (sehingga menjadikan kalian lupa mengingat Aku) kalian melupakannya disebabkan kalian sibuk dengan memperolok-olokkan mereka. Mengingat mereka sering lupa, maka sifat pelupa dinisbatkan kepada mereka (dan adalah kalian selalu menertawakan mereka).

إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا أَنَّهُمْ هُمُ الْفَائِزُونَ
(111). Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang."
Tafsir » 111. (Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini) kenikmatan yang abadi (karena kesabaran mereka) dalam menghadapi ejekan kalian dan perlakuan yang menyakitkan dari kalian terhadap mereka (sesungguhnya mereka) bila dibaca Innahum berarti jumlah Isti'naf, artinya, sesungguhnya mereka. Jika dibaca Annahum berarti menjadi Maf'ul kedua dari lafal Jazaituhum, artinya, bahwasanya mereka (itulah orang-orang yang menang) memperoleh apa yang mereka dambakan.

قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ
(112). Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"
Tafsir » 112. (Berfirmanlah) Allah swt. kepada mereka melalui lisan malaikat Malik. Menurut qiraat yang lain dibaca Qul, yakni katakanlah kepada mereka, ("Berapa lamakah kalian tinggal di bumi) di dunia dan di dalam kuburan kalian (yakni berapa tahunkah bilangannya?") lafal 'Adada Siniina berkedudukan menjadi Tamyiz.

قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ
(113). Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."
Tafsir » 113. (Mereka menjawab, "Kami tinggal hanya sehari atau setengah hari) mereka ragu, dan menganggap pendek masa tinggal mereka disebabkan kengerian mereka melihat besarnya azab di hari itu (maka tanyakanlah kepada malaikat-malaikat yang menghitung") amal perbuatan makhluk.

قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖلَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
(114). Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui."
Tafsir » 114. (Berfirmanlah) Allah swt. melalui lisan malaikat Malik. Menurut qiraat yang lain lafal Qaala dibaca Qul, artinya katakanlah. ("Tiada lain) (kalian tinggal hanya sebentar saja, kalau kalian sesungguhnya mengetahui") lama masa tinggal kalian itu, sedikit sekali jika dibandingkan keabadian kalian di dalam neraka.

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
(115). Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
Tafsir » 115. (Maka apakah kalian mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara bermain-main) yakni tidak ada hikmah dan manfaatnya (dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?) kalau dibaca Laa Turja'uuna artinya, kalian tidak dikembalikan. Dan kalau dibaca Tarji'uuna artinya, kalian akan kembali. Tentu saja tidak, sebenarnya supaya kalian menjadi hamba-hamba-Ku untuk Kami perintah dan Kami larang, kemudian kalian kembali kepada Kami untuk menerima pembalasan amal perbuatan kalian. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Aku." (Q.S. Adz-Dzariyat, 56).

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖلَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
(116). Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) `Arsy yang mulia.
Tafsir » 116. (Maka Maha Tinggi Allah) dari main-main dan hal-hal lainnya yang tidak layak bagi kebesaran-Nya (Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Rabb Yang mempunyai Arasy yang mulia) yakni Al-Kursi atau singgasana bagi raja.

وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ ۚإِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
(117). Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.
Tafsir » 117. (Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tak ada suatu dalil pun baginya tentang itu) lafal Laa Burhaana ini menjadi sifat yang Kasyifah atau yang terbuka, akan tetapi tidak dimengerti, karena pada kenyataannya hal itu mustahil (maka sesungguhnya perhitungannya) yakni pembalasan perbuatannya itu (di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak beruntung) yakni tidak berbahagia.

وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ
(118). Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik."
Tafsir » 118. (Dan katakanlah! "Ya Rabbku! Berilah ampun dan berilah rahmat) kepada orang-orang Mukmin dalam bentuk rahmat di samping ampunan itu (dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik") artinya Pemberi rahmat yang paling utama.

Stats Qs.AL-Mu\'minuun

On Today Total
Pair of Vintage Old School Fru